Surat Terbuka Buat LIPI dari Kader KAMMI Radikal
Selamat Malam, saudara-saudara ana sebangsa, setanah air, dan satu penderitaan karena BBM naik sebab pemerintah neolib ini menyerahkannya pada mekanisme pasar.
Malam ini, ana tersentak dengan pemberitaan BBC dan CNN yang ramai karena mencap KAMMI Radikal. Yang mengatakan, dua peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pak Anas dan Pak Endang.
Katanya, KAMMI Radikal karena mewarisi pemikiran Ikhwanul Muslimin soal bagaimana memandang dunia ini; bagaimana memandang demokrasi, dan bagaimana cara KAMMI menerapkannya di Indonesia.
Saudara ana sebangsa dan setanah air, dan sependeritaan karena sekelompok orang dengan radikal menggusur-gusur orang miskin pribumi di Jakarta, ana bertahun-tahun lalu memilih gabung kammi melihat spanduk di Masjid Nurul Irfan UNJ. "Muslim Negarawan", "Intelektual Profetik". Yang terbayang di kepala ana yang sok seniman ini, adalah seorang gubernur hafidz dengan pemahaman politik mumpuni.
Tentu, tak berkata-kata kotor dan kemana-mana bawa wartawan. Dari sana, ana menyimpulkan, negarawan macam apa, politisi macam apa yang hendak dibangun KAMMI melalui Dauroh Marhalah dan halaqah-halaqah mesra di masjid-masjid Kampus.
Ana mencoba mengenal antum, wartawan CNN, BBC, pak Anas, dan pak Endang. Tak satupun statemen antum menyatakan radikal-radikalan pada Komunisme atau PKI. Padahal, mereka itu nyusup ke pers-pers kampus, ke lembaga-lembaga kajian se-Indonesia, lho, pak. Mereka tidak malu-malu menyatakan diri, "Gue Komunis, lho!"
Kok tidak dikaji, pak? Apa anggaran dari Kemenristek-Dikti sudah dipesan lembaga donor, ya? Atau, KAMMI keseringan demo, sehingga ada lah, japri-japri yang pingin bapak sedikit-sedikit gelitik KAMMI.
Ghibah-ghibah lucu soal radikal, pak, Ikhwanul Muslimin itu heroik, lho. Di Mesir, mereka dikudeta oleh jendral militer As-Sisi dan kini ratusan petingginya dibunuh. Buku-buku mereka dibakar; ini mengulang kiamat G 30 S di Indonesia.
Apa karena amirul-mukminin kita masih akrab-akrab ceria dengan As-Sisi, jadi bapak ikut saja?
Lagian, orang Ikhwan di Mesir tidak bawa-bawa wartawan. Seingat ana; bahkan Morsi belum sempat lagi gusur-gusur kampung dengan ngata-ngatain sebagai pusat prostitusi.
Beberapa bulan lalu di kampus ana, ada sosialisasi penanggulangan radikalisme dari pemerintah. Ana hadir, kok, pak. Dan KAMMI, HT, GP, termasuk yang radikal.
Di sana, hadir Ken Setiawan. Kenal, kan, pak? Itu lho, desertir NII yang mirip sales MLM ketika menawarkan pancasila. Ana bertanya pada perwakilan polda, dan macam-macam pihak "tidak radikal" yang hadir.
"OPM," kata ana, "membunuh TNI". Kenapa tidak disebut teroris dan radikal? Para pembicara terdiam. Apa karena sudah didukung negara-negara oseania, dan bapak-bapak takut tunjangan dicabut kalau mengatakan sebenarnya negara kita kalah di sana?
Masjid-Masjid kampus itu seram, ya, buat bapak? Hati-hati lho, pak. Di dalam Al-Qur'an, jelas dikatakan,
"Orang-orang yang bersama dia keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesamanya. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaannya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud....
....Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir...."
Al-Fath, 29.
Terjemahan Depag, lho.
Ana tidak terlalu pandai kutip ayat seperti Sayyidina Said Agil, pak. Ana juga bukan ulama mufassir mujtahid mutlaq sekaliber Syeikhul Islam Ulil Absar. Ana kan cuma kader KAMMI.
(Hati bapak mulai kenyut-kenyut sedap, ya, pak?)
Anak bapak, di kampus, nongkrongnya di mana, pak? Perpustakaan kusam? Kantin? Atau sembunyi-sembunyi isap cimeng di pojok gedung, lantas ketiwi-ketiwi di kosan teman?
Teman-teman saya kader KAMMI nongkrongnya di masjid, pak. Sebagian jadi Imam Shalat, sebagian lagi jadi DKM. Bukankah, menurut penelitian LIPI juga, masjid di kampung-kampung mati karena anak mudanya pergi?
(Kader KAMMI yang berjenggot sedikit lho, pak. Mereka tidak go*blog. Ana juga mengamalkan pesan Jusuf Kalla radhiallahu 'anh, jangan banyak-banyak shalawat,kerja!)
Tahun 2015, KAMMI UNJ dan beberapa KAMMI komisariat lain mengadakan sosialisasi 4 pilar, kerjasama dengan DPR. Masih ingat kan, pak?
Itu, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Khilafah Islamiyah. Eh, salah. Dan Nawacitra. Eh, salah lagi. Pokoknya itu, pak. Jadi, alasan KAMMI radikal, apa, ya?
Ana pakai kata ganti ana-antum ini, ilmiah lho, pak. Bukan arabisasi. Ada di kamus besar bahasa indonesia edisi 5. Jangan bilang bapak pegangnya edisi 4? Ini sudah dibahasa indonesiakan. Itu lho, pak, yang sampulnya keperakan.
Sepertinya, rezim ini maunya KAMMI jadi mawapres seperti saudara tua kami, atau duduk tenang di belakang meja laboratorium. Eh, lathalah. Bapak-bapak lupa, ya?
Yang membebaskan sebagian orang-orang kuminis dari tapol-tapolan kan, aksi mahasiswa 98?
Yang membuat peneliti-peneliti LIPI bebas ngomong opo wae, kan gerakan mahasiswa juga, pak, dengan ikut menurunkan Yang Mulia Suharto?
Ana gabung KAMMI 4 tahun, pak. Dan tidak pernah bawa baterai, kabel, dan paku sepulang dauroh. Yang berjilbab, makin ayem dengan hijabnya. Yang ikhwan, makin kuat matanya menjaga pandangan, sepulang dauroh.
Radikalnya, di mana ya pak? Apa karena kami sering mendesel-desel metro TV, sehingga bapak tidak dapat panggung sebagai pengamat sospol?
Tahun 2014, dalam perang Eaten Straw (jangan bilang bapak tahunya Protective Edge aja?) Berlangsung gerakan Shame On CNN di dunia maya, karena HAMAS diberitakan sebagai teroris dan ada berita palsu soal sipil yang dijadikan tameng.
Bapak masih mau diwawancara CNN? Sebenarnya, impian kecil ana sebagai kader KAMMI, mbok ya LIPI masuk National Geographic Senegal atau NatGeo Puerto Rico gitu, kalau NatGeoInt susah. Misalnya, telitilah apa betul Kampung Pulo itu penyebab banjir, bukan korban banjir yang dikriminalisasi Tokoh Anti Korupsi yang lagi diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi?
Yah, LIPI sekarang kan jadi lembaga rebutan profesor yang ingin tunjangan, atau doktor yang lomba karir. Eselon-eselonan. Ana yang kader KAMMI ini tahu apa, ya, pak?
Omong-omong, yang buka Mukernas KAMMI 2016 ini pak Zulkifli ketua MPR, lho, pak. Antum tidak takut menghina, atau nanti CNN bikin judul "Ketua MPR membuka Mukernas Organisasi Radikal"?
Nanti tunjangan dicabut. Eh, maaf.
"Yaa, saya kan pegawai, dik... Tidak boleh menyerempet", oh iya, ya, pak. Maaf. Ana dibesarkan sebagai orang yang berpikir dan bertindak merdeka.
Apa? Bapak juga disuruh berpikir dan bertindak merdeka? Yakin, pak? Itu, kan, paragraf pertama kredo KAMMI?
Maksud ana, belum ada ilmuwan gila yang cinta bangsanya melebihi kecintaannya pada wartawan.
Lagian, kan buku tentang KAMMI baru ada empat, pak. Dan semuanya tidak ilmiah, tidak bisa dijadikan daftar pustaka di tesis-tesis LIPI. Kok bapak bisa bilang radikal? Pernah ikut DM 1 , pak?
Dibisiki siapa, pak? Ana yakin, kok. 60 persen kader KAMMI bahkan tak menuntaskan buku wajib. Ah, bahasa terornya apa, ya? Manhaj Tugas Baca. Kok bisa-bisanya KAMMI jadi radikal, wong 2016 demo saja belum pernah.
Begitulah, pak. Ana bobo dulu ya, pak. Biar nanti bangun pagi, sudah ada berita di National Geographic penemuan LIPI, bukan di CNN.
Kader KAMMI-Radikal.
Amar Ar-Risalah.
Mantap
BalasHapusBETUL DIK ALWAN .....
HapusSAYA SUDAH BACA TULISAN ANAS SAIDI....
TERNYATA DIA TIDAK TAHU AGAMA DAN CARA PENERAPAN SYARIAT ISLAM DALAM PERJUANGAN JENDERAL SUDIRMAN....
SAYA KECEWA DIA TDK MENGAWASI PERKEMBANGAN EFEK TULISANNYA,,,,, SUDAH NULIS KABUR,,,,,,
mangstaabs..
BalasHapusPAK ANAS SAIDI :
BalasHapusMOHON LIHAT SECARA OBJEKTIVE.....
MOHON IZIN MENJAWAB PEMIKIRAN BAPAK SBB :
A. Tulisan :
" Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Anas Saidi mengatakan radikalisme ideologi telah merambah dunia mahasiswa melalui proses Islamisasi. ""
jawaban : saya kira bapak terlambat menulis tentang islamisasi., sejak perjuangan
kemerdekaan,,,, rangkaian islamlah yg jadi penentang belanda....
sebagai peneliti bapak tentu tahu bahwa 99.99% PAHLAWAN ISLAM....
ITU FAKTA ...... .KITA TIDAK LAYAK MERENDAHKAN NILAI NILAI
DAN PERJUANGAN DALAM NEGARA SENDIRI..... Islam adalah nafas
dan tulang punggung negara ini......JANGAN DIBALIK BALIK .....
Konsekwensi:
1, Anda sebagai peneliti baca lagi al quran dan ajaran Islam...... apakah
dibenarkan memecah belah negara ?????
sejauh mereka belajar dengan benar, maka pola mereka justru berorien-
tasi pada keutuhan bangsa, dan perlindungan anak cucu pahlawan ....
melindungi tanah nenek moyang mereka......
2, Justru sekuler dan pluralisme tanpa nilai nilai Ke Indonesiaanlah yg
menjadikan suasana masyarakat memanas.../ lepas kendali......
3. Penerapan Sila 1 Pancasila,,,,, bukanlah ajaran radikal.....
justru sekuler tanpa konsep yg membuat pikiran banyak orang menuduh
pihak lain radikal,,,,, artinya.... orang sekuler tanpa batas yg jadi otak
radikal dan pakar fitnah,,,,,,
B. Tulisan :
" Pasca reformasi peta gerakan mahasiswa telah berubah. Kelompok Cipayung yang sebelumnya dianggap mendominasi gerakan Islam di kampus, kini digeser oleh kelompok lain yang turut menyebarkan radikalisasi ideologi.""""
jawaban : Baiknya Bapak Anas Saidi melihat dengan sudut 360 ".....
Justru Peta politik Indonesia dihebohkan oleh Hal hal PKI...
Merajalelanya / dominasi suatu kekuatan asing di negeri ini.....Itu telah
Terjadi,,,,,,, anda tentu paham bukan,,,,,, atau tidak peduli dengan unsur
WNA china rambut Cepak berkeliaran di indonesia ? sedangkan teman
teman warga turunan pun merasa risih dengan kehadiran WNA asing
dengan dokumen yg kacau balau.... anda cek lagi ke HALIM>>>>>
SESUDAH KE KAMMI.......LIHAT KE HALIM PAK...... NILAI SENDIRI
C.Tulisan :
" Anas menunjukkan hasil survei bahwa 25 persen siswa dan 21 persen guru menyatakan pancasila tidak lagi relevan. Sementara 84,8 persen siswa dan 76,2 persen guru menyatakan setuju dengan penerapan syariat islam."""
Jawaban : 1, CEK , BERAPA KALI PANCASILA DIAMANDEMEN ....
2, AMANDEMEN SEMUANYA MELUMAT KEUTAMAAN NILAI NILAI
YANG DIJABARKAN OLEH PEJUANG.....
3, PEMPRAKARSA AMANDEMEN UNSUR ISLAM ATAU SEKULAR ??
SILAHKAN LIPI CEK DAN WAWANCARAI PROF. RAY SAHETAPI
4. MOHON LEMBAGA ILMIAH NASIONAL TIDAK DICEMARI DENGAN
SUSUPAN AGITASI DAN PROPAGANDA ASING.....
hati yg bersih dan ikhlas hasilnya KESALIHAN