http://www.kammibadungbali.org/2015/12/pesan-cinta-dari-kammi-pemilu-bersih.html


Pengeboman dan Sikap Kita



Ledakan baru saja terjadi kembali di Jakarta, 14 Januari 2016. Di beberapa titik. Ditingkahi dengan kabar-kabar mencekam lainnya. Siapa pelakunya? Mungkin itu pertanyaan yang segera berloncatan dari setiap lisan kita. Bemacam spekulasi pun berseliweran. Riuh. Ada geli, tapi tetap dalam ketakutan.

Saya hanya membayangkan, bila ledakan semacam ini suatu saat nanti terjadi dalam jumlah yang sangat massif sehingga melumpuhkan seluruh persendian kehidupan kita. Kira-kira sesiap apakah ummat ini dalam menghadapinya? Apakah ummat seluruhnya otomatis akan menjadi imbas korbannya? Ataukah ummat akan saling tikam dengan sendirinya?

Sebab, kita masih bersyukur, ledakan yang sudah terjadi berkali-kali hingga saat ini masih hanya sebatas zona-zona tertentu. Durasinya pun hanya sesaat. Lalu pengamanan juga masih dapat dilakukan. Tapi, bukankah tetap mungkin, suatu saat nanti kita menghadapi suatu kondisi hinggaChaos. Mungkin atau tidaknya tentu hanya akan sampai pada taraf pra-duga. Akan tetapi, bersiap diri menghadapi kondisi seperti itu tentu tetap diperlukan. Karena kita adalah ummat yang selalu berangkat dengan kesadaran; itu artinya ada kepahaman dan persiapan sedini mungkin.

Dalam kondisi gejolak, memang sulit kita untuk membuat penilaian final. Apalagi bila sumber sudah semakin absurd, maka yang ada hanya analisa-analisa. Oleh karena itu, hendaknya ummat memang tidak terlalu menyibukkan diri pada penilaian sebuah peristiwa. Ada hal yang jauh lebih diperlukan oleh ummat, yaitu menyelamatkan sikap diri.

Karena itulah target dari gejolak. Setiap yang berada di sekitarnya kehilangan pegangan, yang karenanya tak punya sikap diri. Termasuk di dalamnya adalah ummat. Dan bila ummat tidak punya lagi sikap diri, maka apa yang bisa dilakukan olehnya? Hanya kebimbangan, kegalauan, dan ketidak-jelasan yang membuat ummat menjadi objek yang terimbas dari setiap peristiwa di dunia ini.

Setidaknya ada tiga hal yang harus dijaga untuk keteguhan sikap ummat. Tiga hal ini jangan sampai hilang. Sebab inilah yang akan menentukan ke mana ummat menuju dan apa yang akan dilakukan oleh ummat. Tetap bergerak, itulah esensi kehidupan. Bila sudah tidak punya arah, lalu tak mampu bergerak, masihkan dikatakan hidup?

Pertama; tetap ingat dan fokus dengan problem utama Al Aqsha.

Gejolak hadir, langsung ataupun tidak langsung akan berimbas pada pengaburan orientasi ummat. Dan kita tahu, bahwa orientasi perjuangan ummat saat ini adalah menyelesaikan permasalahan utama, yaitu kemerdekaan Al Aqsha dan tanah Palestina. Sebagai wakaf yang harus kita jaga.

Kenapa tanah ini terus bergejolak? Jangan sampai Selanjutnya baca disini

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar